Home Sekapur Sirih – Sambutan

Sekapur Sirih – Sambutan

by ed.

# Sekapur Sirih

Darulfunun 4.0 (2023) – Perguruan Darulfunun Payakumbuh

“Yaa Ayyuhaalladziina Aamanuu Quu Anfusakum Wa Ahliikum Naaron”.
“Wahai orang-orang yang beriman, lindungilah dirimu dan ahli-ahli keluarga dari api neraka”
(At-Tahrim 66 : 6)

Ali bin Abi Thalib dalam satu riwayat memaknai ayat ini dengan usaha dan upaya mendidik dan membekali ahli-ahli keluarga kita dengan ilmu yang cukup. Mendidik dan membekali ilmu sehingga mereka melakukan amal-amal kebaikan dan tidak mengamalkan amal-amal yang dapat menjadikan mereka kelak sebagai ahli-ahli neraka. Mendidik sepatutnya bukan saja menjadikan anak-anak ini hebat untuk bersaing di dunia, tetapi juga hendaknya menjadikan mereka berhati-hati untuk tidak melakukan kecurangan, fitnah dan kedzaliman yang menjadikan mereka melakukan keburukan dan mengantarkan mereka menjadi ahli-ahli neraka.

“berlakulah jujur, karena kejujuran akan mengantarkan kepada surga (kebaikan). Dan jauhilah kebohongan (kecurangan/penipuan), karena kebohongan berkait dengan keburukan, dan keduanya akan berada di neraka” (Musnad Ahmad 34 – dari Abu Bakar)

Man ghaasana falaysa minna,
“siapa yang curang bukan bagian dari ku (nabi)” (hadits)

Sekilas hal ini nampak kecil, tetapi pendidikan di madrasah adalah pembiasaan untuk nanti menghadapi cobaan yang sebenarnya dalam realita kehidupan. Berapa banyak keluarga yang hebat dan berkomitmen tetapi berakhir dengan cobaan menjadi tidak amanah atau khianat? ataupun memiliki kebiasaan memfitnah manusia lainnya jika terdesak dengan persaingan dunia, bagaimana untuk jujur dalam perniagaan ataupun berbohong atas nasab ataupun mengaku-ngaku patok tanah orang lain. Semua hal-hal ini adalah sebagian cobaan yang akan dilalui oleh Muslim, bagi siapapun, apapun emblem kelas yang disematkan kepada dirinya, dari seorang doktor, pensiunan BUMN ataupun tokoh nasional, semua cobaan ini akan datang yang harus disikapi dengan sikap-sikap yang benar. Tergelincirnya dalam menyikapi kebenaran, artinya hilang dan tidak ada gunanya semua hal yang dibangun untuk dibawa ke akhirat, dan ini adalah siksa dunia yang paling hina. Mendatangkan kedzaliman di dunia dan kehilangan bekal ke akhirat.

Kerusakan yang dilakukan pemimpin itu lebih besar dampaknya, seperti sekedar tanda tangan pembubaran lembaga, tetapi tidak terfikir hilangnya harta orang lain ataupun membuat kebijakan yang seolah berani justru kemudian mendatangkan kemudharatan yang besar. Sebaliknya kebaikan yang dilakukan pemimpin juga lebih besar dampaknya dari kebaikan yang dilakukan oleh individu biasa. Kebaikan yang dilakukan oleh pemimpin dengan berharap kepada ridha Allah SWT memberikan kemaslahatan bagi banyak orang dan insyaallah akan bernilai jariyah yang pahalanya tidak ternilai. Kebaikan pertama yang dilakukan oleh pemimpin adalah amanah yang tidak diambilnya sendiri, karena merasa hebat,pengalaman terlebih ambisinya, tetapi amanah yang datang dibebankan kepadanya dalam keadaan dirinya yang tidak siap ataupun tidak mampu sehingga Allah menjadikannya mampu dan siap.

Darulfunun 4.0 adalah hasil dari perjalanan panjang cita-cita Darulfunun, yang atas berkat rahmat Allah SWT diizinkan-Nya kita menapak dan mengembangkan Darulfunun di pusat Kota Payakumbuh. Berbagai cobaan dan krisis dihadapi, sehingga dalam setiap masanya Darulfunun tidak kurang melahirkan sosok-sosok berjiwa besar yang meneruskan cita-cita Darulfunun dengan kepala yang tegak dan hati yang menunduk percaya pada takdir Allah atas kebaikan-kebaikan yang akan datang. Dalam setiap bencana dan krisis Allah akan berjanji memberikan dua kemudahan bahkan kegemilangan sebagai gantinya. Sekiranya krisis ini yang dialami oleh Darulfunun, fitnah dan kecurangan yang terjadi, artinya Allah sedang memberikan jalan yang pantas untuk Darulfunun meraih kegemilangan-kegemilangannya, insyaallah.

Di Darulfunun konsep-konsep yang dikembangkan adalah bukan sekedar menjadi hebat di dunia, tetapi bagaimana membenci kemaksiatan sama besarnya dengan bertahan memegang amanah. Menjauhi sifat-sifat seperti kecurangan, fitnah, menipu, mencuri, mengakui nasab orang lain, membuat akta tanah palsu, khianat, kudeta, fasik, tidak memahami zat yang halal ataupun haram, tidak juga memahami perbuatan halal ataupun haram dan juga tidak mengambil harta dan kekuasaan yang didapatkan dengan cara yang haram.

Pengembangan konsep ini yang kemudian menyempurnakan konsep tarbiyah (pembinaan) di Darulfunun dari zaman Syekh Abbas Abdullah, Buya Fauzi Abbas, Buya Afifi Fauzi Abbas hingga kini dikembangkan oleh generasi yang ke-4. Konsep yang pada awalnya lebih ke memperkaya materi formal pembinaan seperti pelajaran agama dalam kurikulum Madrasah Nasional dan kurikulum Surau, saat ini juga mengembangkan konsep Fardhu Ain dalam program Tahfiz Deeniyat dan juga penyesuaian kembali program Kuliyyatul Muallimin Al-Islamiyah dalam program School of Islamic Leadership yang dipersiapkan untuk membentuk pemimpin-pemimpin yang dapat membawa dan mengajak umat kepada kegemilangan, selamat dunia dan akhirat. Pemimpin yang memahami batasan halal dan haram, yang amanah dan tidak khianat.

nasrun minallah wa fathun qarib.

Yang mendapat amanah,
Buya Abdullah A Afifi, ST HDip MT