Oleh: Bey Abdullah
Menuntut ilmu agama merupakan kewajiban yang melekat pada setiap Muslim, terutama ilmu-ilmu dasar yang bersifat fardhu ‘ain, yaitu kewajiban individual yang harus dipenuhi oleh setiap orang Islam tanpa terkecuali. Mengetahui agama yang diyakininya adalah bagian dari kesiapan diri untuk menjawab segala pertanyaan dan mempertanggungjawabkan segala tentang keyakinan tersebut di hadapan Allah. Seorang Muslim dituntut untuk memahami dasar-dasar keyakinan, cara beribadah, serta aturan-aturan yang telah ditetapkan Allah, sebagai bentuk pengabdian kepada-Nya. Dalam Islam, keimanan bukanlah sekadar keyakinan tanpa dasar; ia harus dibangun atas ilmu yang benar sehingga seorang Muslim dapat menjalani hidupnya sesuai dengan ajaran agama secara menyeluruh dan bertanggung jawab.
Dalam konteks ini, menuntut ilmu agama termasuk ke dalam kewajiban fardhu ‘ain, yang berarti setiap individu, siapa pun dia, wajib untuk mempelajarinya. Fardhu ‘ain mencakup ilmu-ilmu pokok yang harus diketahui oleh semua Muslim tanpa terkecuali, seperti akidah, ibadah, dan akhlak dalam bermuamalah. Rasulullah SAW bersabda, “Menuntut ilmu itu wajib atas setiap Muslim” (HR. Ibnu Majah), yang menegaskan bahwa belajar ilmu agama adalah kewajiban utama bagi setiap Muslim. Dengan memahami ilmu-ilmu pokok ini (fardhu ‘ain), seorang Muslim dapat menjaga keimanannya, mematuhi perintah dan menghindari perbuatan yang dilarang Allah serta menebarkan manfaat dan kasih sayang kepada makhluk lainnya.
Pentingnya menuntut ilmu agama juga tercermin dari anjuran Islam untuk tidak sekadar mengandalkan ilmu duniawi saja, tetapi juga membangun pondasinya dengan ilmu-ilmu agama. Ilmu agama bukan hanya bekal untuk kehidupan dunia tetapi juga untuk akhirat. Allah SWT berfirman, “Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia, sedangkan mereka lalai tentang (kehidupan) akhirat.” (QS. Ar-Ruum [30]: 7). Ayat ini menegaskan bahwa seorang Muslim harus memiliki kesadaran akan kehidupan akhirat, yang hanya bisa diraih melalui mempelajari ilmu-ilmu tentang agama Islam yang bersumber pada Al-Quran dan As-Sunnah.
Kewajiban belajar ilmu agama tidak hanya terbatas pada waktu tertentu, seperti masa kecil atau remaja saja, tetapi berlangsung seumur hidup. Rasulullah SAW mengajarkan agar seorang Muslim selalu berdoa untuk mendapatkan tambahan ilmu, sebagaimana dalam doa beliau, “Wahai Rabb-ku, tambahkanlah kepadaku ilmu” (QS. Thaaha [20]: 114). Permintaan ini mencerminkan betapa berharganya ilmu bagi seorang Muslim, sehingga ia harus terus belajar untuk memperdalam pemahaman agama hingga akhir hayatnya, semaksimal kemampuannya.
Ilmu-ilmu yang termasuk dalam fardhu ‘ain adalah ilmu tentang akidah, ibadah, dan akhlak. Ketiga aspek ini yang secara garis besar membentuk landasan kokoh dalam beragama, yang mencakup keyakinan, cara beribadah, dan budi pekerti sesuai tuntunan Islam. Melalui pemahaman yang benar terhadap akidah, pelaksanaan ibadah yang sahih, dan peneladanan akhlak dari insan yang mulia (Nabi Muhammad SAW), seorang Muslim dapat membangun keimanan yang kuat, menjalankan perintah Allah dengan baik, menebarkan kebaikan kepada sesama, dan mencerminkan identitas insan al-kamil (manusia mulia) yang menjadi rahmat ditempatnya berada.
1. Akidah: Keyakinan pada Rukun Iman
Akidah (tauhid) adalah inti keyakinan dalam Islam yang harus dipahami dan diyakini dengan benar oleh setiap Muslim. Ilmu akidah ini didasarkan pada Rukun Iman yang terdiri dari enam pokok: beriman (percaya) kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, dan takdir baik maupun buruk dari Allah. Sehingga wajib bagi Muslim untuk mengetahui dan mencari tahu tentang apa-apa yang diyakininya tersebut, khususnya bersumber dari Al-Quran dan Sunnah Nabi SAW. Memahami dan meyakini akidah yang benar adalah sangat penting karena ini adalah pondasi keimanan seorang Muslim. Tanpa akidah yang lurus, keislaman seseorang belumlah sempurna. Dengan mempelajari akidah, seorang Muslim memahami siapa Tuhan yang ia sembah, tujuan keberadaannya di dunia, dan bekal apa yang akan membawanya pada keselamatan di akhirat.
2. Ibadah: Tuntunan dari Rukun Islam
Selain akidah, setiap Muslim wajib mempelajari ilmu tentang ibadah yang mencakup dalam Rukun Islam. Rukun Islam terdiri dari lima hal: mengucapkan dua kalimat syahadat, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadan, dan menunaikan haji jika mampu. Kelima rukun ini adalah amalan-amalan dasar yang menjadi tanda pengabdian seorang Muslim kepada Allah. Kelima rukun ini adalah amalan-amalan seorang insan untuk selamat dunia dan akhirat, karena Muslim adalah berakar kata pada kata salam, yang bermaksud orang yang selamat. Setiap Muslim wajib memahami tata cara dan syarat-syarat yang sah dalam melaksanakan rukun Islam ini berdasarkan sumber-sumber Al-Quran dan hadits yang shahih. Ibadah yang dilakukan dengan tuntunan yang benar tidak hanya menunjukkan ketaatan seorang hamba kepada Allah tetapi juga melatih kesabaran, disiplin, dan ketundukan pada aturan yang telah ditetapkan oleh Allah. Dengan ibadah yang benar, seorang Muslim akan mendekatkan diri kepada Tuhannya serta memperoleh ketenangan dan kesejahteraan batin.
3. Akhlak: Berteladan dari Nabi
Akhlak atau budi pekerti yang mulia juga termasuk dalam kewajiban fardhu ‘ain yang harus dipelajari dan diamalkan oleh setiap Muslim. Islam sangat menekankan pentingnya akhlak yang baik sebagai refleksi keimanan seseorang. Akhlak yang diajarkan dalam Islam terinspirasi dari teladan Rasulullah SAW, yang dikenal dengan akhlak yang agung dalam segala aspek kehidupan, baik sebagai pemimpin, sahabat, ayah, maupun pedagang. Melalui mempelajari sirah Nabawiyah atau riwayat hidup Nabi Muhammad SAW, seorang Muslim dapat memahami contoh-contoh akhlak seperti kejujuran, bersabar, berlemah lembut, menjadi pemaaf, serta berkasih sayang terhadap sesama makhluk. Meneladani akhlak Rasulullah adalah cara terbaik untuk menghidupkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari. Akhlak mulia yang dipraktikkan dengan tulus dapat menjadi sarana dakwah mangajak kepada kebaikan dan mempererat hubungan dengan orang lain, baik Muslim maupun non-Muslim.
Dengan memahami dan mengamalkan ilmu-ilmu pokok-pokok dalam agama (fardhu ain: akidah, ibadah, dan akhlak) secara utuh, seorang Muslim dapat menjalankan peran dan tanggung jawabnya di dunia dengan baik. Mempelajari ilmu agama adalah bentuk ketaatan kepada Allah yang membawa manfaat di dunia dan akhirat. Menuntut ilmu agama yang bersifat fardhu ‘ain bukanlah sekadar formalitas, tetapi sebagai persiapan bagi seorang Muslim untuk menjalani hidup dengan penuh kesadaran, ketundukan kepada Allah, dan kasih sayang kepada sesama manusia. Ilmu-ilmu pokok dalam agama (fardhu ain) adalah pondasi utama yang harus dikuatkan sebelum menambah ilmu-ilmu lainnya, menjadi sudut pandang seorang Muslim dalam melihat dunia, sehingga kehidupan yang dijalani berada dalam koridor yang diberkahi sesuai dengan ridha Allah.