Sarilamak (Inmas). Ambarawa dan beberapa bendera kebesaran lainya tegak menjulang hampir disetiap sudut kampus Darul Funun Padang Japang (2/05). Para santri/wati tampak sibuk melakukan berbagai persiapan. Para orang tua santri/wati dan tamu undangan lainya mulai memadati pondok pesantren yang telah berusia lebih satu abad ini. Acara perpisahan dengan santri kelas XII menjadi tema kegiatan “Baralek Gadang” yang dihadiri oleh Kepala Kemenag Lima Puluh Kota, anggota DPRD Lima Puluh Kota, pengurus yayasan Darul Funun, serta udangan lainya.
H.Adia putra Pimpinan Darul Funun dalam sambutnya menyampaikan, kegiatan perpisahan ini merupakan kegiatan mengembalikan santri/wati kepada orang tua mereka. “Setelah enam tahun amanah yang bapak/ibu berikan kepada pihak pondok telah kami lakukan semaksimal mungkin dalam rangka mendidik para santri/wati yang ada”, terangya.
Disamping itu Adia Putra juga menjelaskan bahwa pradigma pendidikan yang diterapan di Darul Funun menintegrasikan ilmu kedalam Al-Quran dan Sunah, para santri/wati selalu saya ingatkan agar berpacu untuk menguasai berbagai disiplin ilmu, tapi perlu digaris bawahi seluruh ilmu tersebut harus dikawal oleh keimanan yang bersumber ajaran agama, detil pensiunan Kemenag ini.
Adia Putra juga mengekspos berbagai capain prestasi yang telah diraih oleh keluarga besar Darul Funun dalam lima tahun terakhir, prestasi tersebut tidak hanya ditingkat regional tapi sudah samapai ke level Nasional, baik dibidang seni, sain dan olah raga tak terhitung lagi santri kita yang menorehkan prestasi, simpul Bapak energik ini.
H.Ramza Husmen Kakan Kemenag Lima Puluh Kota dalam arahanya menyampaikan, bahwa prestasi yang telah diukir oleh Darul Funun merupakan fakta sejarah yang telah mengharumkan nama Lima Puluh Kota sampai kelevel Nasional, bahkan ada satu kembagan saya lulusan Darul Funun dua tahun lalu mendapat beasiswa di Al-Azhar Cairo, ini merupakan prestasi yang harus dipertahan dan ditingkatkan lagi, harap Ramza.
Disisi lain terkait dengtan gagasan agar Padang Japang dikembangkan sebagai “Kampung Santri” Ramza sangat mengapresiasi gagasan tersebut “Saya dari kecil sudah kenal dengan nagari Padang Japang, dari semenjak zaman penjajahan sampai hari ini nagari Padang Japang adalah nagari yang paling banyak memilki pondok pesantren, madrasah atau sekolah agama lainya”. Menurut hemat saya gagasan tersebut perlu kita wujudkan secara bersama-sama dengan melibatkan seluruh potensi yang dimilki, terang Ramza.
Terakhir kepada santri/wati yang sebentar lagi akan meningalkan pesantren ini saya berpesan “sekali santri seumur hidup tetap santri, dimanapun nantinya ananda semua mengabdi tapi ingat karakter yang telah ditempa selama di Darul Funun tidak boleh tergadaikan oleh apapun”. Profil ideal lulusan Darul Funun ialah muslim yang kuat imanya, tinggi ilmunya serta berakhlakulkarimah, pungkas putra Kamang ini.
Kegiatan perpisahan dimeriahkan dengan berbagai penampilan kreasi yang disunguhkan oleh para santri/wati secara bergantian.Selamat (APP)